Love is not a debt that needs to be paid back with love

22 October 2010

HATI BIMA SAKTI

Melewati Andromeda yang kutahu. Saat kau putuskan untuk terbang lebih jauh.
Meninggalkan Ceres-mu yang meratap. Dan, melupakan jalur intan yang pernah sangat kau sukai di cincin Saturnus-ku

Adakah kulihat awan Kumulus menangisi kepergianmu?

Tampaknya, tidak.

Sejak jejak langkahmu hilang bersama titik gugus bintang terakhir yang tenggelam di timur samudra, kenangan tentang dirimu, tentang mimpi penjelajahan galaksi misterius-mu, dan seluruh rangkaian puisi yang kau ciptakan saat malam kau berkunjung ke bulan, sudah lenyap ditelan lubang hitam di utara Biduk, tempat dulunya bintang kesayanganku mempertahankan sisa-sisa kehidupannya.

Bintang-ku telah mati. Awan teduhku tak lagi memperdulikan apakah bintang pusat tata surya kita masih bertahta atau tidak. Dia mengembara sesukanya, melawan kehendak putaran ion positif di atas pengaruh gaya gravitasi bumi. Dia berduka dengan caranya, dan tak sempat memperhatikanku. Aku sendiri,
Benar-benar sendiri...

Apa lagi yang bisa kulakukan selain makan es krim di Pluto pada siang hari, dan memetik bunga musim panas di Merkuri pada sore hari?

Tidak ada.

Aku hanya bersenang-senang sepanjang Vega masih mengamatiku-yang memang sudah menjadi tugasnya. Sebab lukaku adalah darah yang membanjiri Neptunus. Tak ada yang menginginkan aku mengotori warna murni milik Triton itu.

Namun, saat tak ada lagi yang mengawasiku, semua tawa, bahagia, dan ceria pun sirna tanpa bekas. Aku membebaskan jiwaku. Melepaskan pedihku. Dan, aku pun menangis, di balik kawah yang tersembunyi di Demos.

Bima sakti....... bentangkan sayapmu. Beri aku dimensi ruang dan waktu yang berbeda. Izinkan aku turut mengembara bersama Halley. Agar aku bisa tahu berapa juta tahun cahaya yang kubutuhkan untuk sampai ke tempatnya.

Aku merindukannya. Ketika melihat ruang kosong yang dulu ditempatinya-di antara Mars dan Yupiter-aku tak bisa mengelak dari rasa itu. Tak mampu aku merelakan kepergiannya yang tiba-tiba. Seharusnya, dia di sana. Semestinya, dia masih bersamaku, menyaksikan Venus menebar cinta di galaksimu.

Kau juga, putri Asteroid! Kenapa kau tak bisa bertahan? Haruskah aku menyalahkan dua bintang yang tak sengaja berbenturan di atasmu, yang mengguncangmu waktu itu?
Padahal, kutahu kau juga membujuk sebuah meteor kecil untuk mengejar kupu-kupu Phoebe.
Saat ia melewatimu, kau pun terlontar entah kemana....

Kini, aku... merasa dingin dan sepi, duduk sendiri di atas puncak gunung di Uranus. Aku menyadari kenapa galaksi ini terasa begitu hampa dan tak bernyawa. Adalah karena.... kaulah hati bima sakti, yang memberi kehidupan di dalamnya. Karena kau pergi, galaksi ini jadi muram. Seandainya kau segera kembali, pasti semesta.. akan cerah lagi...

[FEORENCIAFEFE]